Syi’ah Zaidiyah Hari Ini
Setelah
kita mengetahui tentang Syi’ah Zaidiyah secara sekilas, maka kita mengetahui
bahwa pendiri sekte ini (Imam Zaid), sangat menghormati dan meridhai
kepemimpinan Abu Bakar dan ‘Umar, berbeda halnya dengan sikap Rafidhah yang
tidak mengakui kepemimpinan keduanya, bahkan mencela dan mengkafirkan keduanya
serta para shahabat yang lainnya. Maka salah satu alasan inilah, kemudian
Zaidiyah dikatakan memiliki kedekatan dengan Ahlus Sunnah.
Namun,
yang harus menjadi catatan bagi kita semua, bahwa ternyata Zaidiyah hari ini
berbeda dengan Zaidiyah pada kurun pertama. Sehingga, anggapan kaum muslimin
yang mengatakan bahwa Zaidiyah hari ini tetap memiliki kedekatan dengan Ahlus
Sunnah tidak bisa dibenarkan. Karena kita ketahui, bahwa sejak awal kemunculan
aliran Syi’ah, maka sejak saat itu pula aliran ini terus berpecah belah menjadi
berpuluh-puluh, bahkan (ada yang mengatakan) sampai beratus-ratus gara-gara
perbedaan pemikiran,[3] dan kemungkinan termasuk Zaidiyah ini juga berpecah
belah menjadi beberapa kelompok.[4] Apalagi saat ini Zaidiyah sudah terkena
pengaruh Rafidhah.
Hal
inilah yang mendorong Syaikh Muhammad Abu Zahroh untuk mengatakan, “Madzhab Zaidiyah
sudah melemah. Madzhab-madzhab Syi’ah yang lain berusaha untuk mengalahkannya,
melibasnya dan menyuntiknya dengan ajaran-ajarannya, karena itulah orang-orang
yang membawa nama madzhab (Zaidiyah) ini sesudah itu, tidak memperbolehkan
kepemimpinan orang yang mafdhul. Mereka telah dianggap sebagai bagian dari
Syi’ah dan mereka juga menolak kepemimpinan asy-syaikhain, Abu Bakar dan ‘Umar
radhiyallaahu ‘anhuma. Dengan begitu telah hilanglah keistimewaan yang paling
menonjol dari Zaidiyah fase pertama.”
Dari aqidah Zaidiyah yang sudah
terpengaruh dengan Rafidhah, ternyata berdampak pada sikap mereka terhadap
Ahlus Sunnah. Dalam buku Khiyanaatusy Syi’ah wa ‘Atsaruhaa fii Hazaaimil Ummah
al Islamiyyah (Pengkhianatan-pengkhianatan Syi’ah dan Pengaruhnya Terhadap
Kekalahan Umat Islam), DR. Imad ‘Ali Abdus Sami’ menyebutkan bahwa pada masa
Turki ‘Utsmani, mereka menduduki jabatan-jabatan penting pemerintahan di Yaman.
Sehingga ketika orang-orang Turki meninggalkan Yaman pada tahun 1337 H,
orang-orang Ahlus Sunnah khawatir terhadap Zaidiyah yang berkeinginan untuk
menguasai negara mereka.
Kekhawatiran
itu ternyata menjadi sebuah kenyataan. Kalangan Zaidiyah berusaha melakukan
penyerangan terhadap kalangan Ahlus Sunnah, sehingga sebagian orang-orang Ahlus
Sunnah pun berusaha memberikan perlawanan, akan tetapi mereka tidak dapat
bersatu. Pemimpin Zaidiyah di Yaman ketika itu menyerang mereka bersama dengan
pasukan dari kabilah-kabilah Zaidiyah dan terjadilah pertempuran hebat selama 6
bulan. Orang-orang Ahlus Sunnah pun mengalami kekalahan dan mereka diharuskan
tunduk kepada hukum imam dan kekuasaan Zaidiyah.
Berapa
banyak, mereka menyiksa, menyakiti dan membunuh kalangan Ahlus Sunnah di Yaman.
Bahkan ulama’ Ahlus Sunnah pun tak luput dari serangan mereka, seperti yang
mereka lakukan terhadap syaikh Muhammad Shaleh al-Akhram, dimana mereka
memenjarakannya sementara dirinya sudah tua renta. Mereka juga menculik syaikh
Muqbil bin ‘Abdullah dan membunuh al-‘Allaamah Muhammad bin ‘Ali al-‘Imrani
ash-Shan’ani, salah seorang murid Imam Syaukani yang terkenal.
Semoga
kaum muslimin Ahlus Sunnah tidak tertipu sehingga mengatakan bahwa Zaidiyah
adalah kelompok Syi’ah yang paling dekat dengan Ahlus Sunnah, (karena sikap
moderat dan jauh dari sikap fanatik dan ekstrim) setelah kita mengetahui
kejahatan mereka terhadap Ahlus Sunnah di atas. [6]
bersambung ke bagian #2....
bersambung ke bagian #2....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar