Rabu, 08 Januari 2014

Mengenal Syi'ah Zaidiyah bagian #3



Syi’ah Zaidiyah Hari Ini
Setelah kita mengetahui tentang Syi’ah Zaidiyah secara sekilas, maka kita mengetahui bahwa pendiri sekte ini (Imam Zaid), sangat menghormati dan meridhai kepemimpinan Abu Bakar dan ‘Umar, berbeda halnya dengan sikap Rafidhah yang tidak mengakui kepemimpinan keduanya, bahkan mencela dan mengkafirkan keduanya serta para shahabat yang lainnya. Maka salah satu alasan inilah, kemudian Zaidiyah dikatakan memiliki kedekatan dengan Ahlus Sunnah.

Namun, yang harus menjadi catatan bagi kita semua, bahwa ternyata Zaidiyah hari ini berbeda dengan Zaidiyah pada kurun pertama. Sehingga, anggapan kaum muslimin yang mengatakan bahwa Zaidiyah hari ini tetap memiliki kedekatan dengan Ahlus Sunnah tidak bisa dibenarkan. Karena kita ketahui, bahwa sejak awal kemunculan aliran Syi’ah, maka sejak saat itu pula aliran ini terus berpecah belah menjadi berpuluh-puluh, bahkan (ada yang mengatakan) sampai beratus-ratus gara-gara perbedaan pemikiran,[3] dan kemungkinan termasuk Zaidiyah ini juga berpecah belah menjadi beberapa kelompok.[4] Apalagi saat ini Zaidiyah sudah terkena pengaruh Rafidhah.

Hal inilah yang mendorong Syaikh Muhammad Abu Zahroh untuk mengatakan, “Madzhab Zaidiyah sudah melemah. Madzhab-madzhab Syi’ah yang lain berusaha untuk mengalahkannya, melibasnya dan menyuntiknya dengan ajaran-ajarannya, karena itulah orang-orang yang membawa nama madzhab (Zaidiyah) ini sesudah itu, tidak memperbolehkan kepemimpinan orang yang mafdhul. Mereka telah dianggap sebagai bagian dari Syi’ah dan mereka juga menolak kepemimpinan asy-syaikhain, Abu Bakar dan ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma. Dengan begitu telah hilanglah keistimewaan yang paling menonjol dari Zaidiyah fase pertama.”

Dari aqidah Zaidiyah yang sudah terpengaruh dengan Rafidhah, ternyata berdampak pada sikap mereka terhadap Ahlus Sunnah. Dalam buku Khiyanaatusy Syi’ah wa ‘Atsaruhaa fii Hazaaimil Ummah al Islamiyyah (Pengkhianatan-pengkhianatan Syi’ah dan Pengaruhnya Terhadap Kekalahan Umat Islam), DR. Imad ‘Ali Abdus Sami’ menyebutkan bahwa pada masa Turki ‘Utsmani, mereka menduduki jabatan-jabatan penting pemerintahan di Yaman. Sehingga ketika orang-orang Turki meninggalkan Yaman pada tahun 1337 H, orang-orang Ahlus Sunnah khawatir terhadap Zaidiyah yang berkeinginan untuk menguasai negara mereka.
Kekhawatiran itu ternyata menjadi sebuah kenyataan. Kalangan Zaidiyah berusaha melakukan penyerangan terhadap kalangan Ahlus Sunnah, sehingga sebagian orang-orang Ahlus Sunnah pun berusaha memberikan perlawanan, akan tetapi mereka tidak dapat bersatu. Pemimpin Zaidiyah di Yaman ketika itu menyerang mereka bersama dengan pasukan dari kabilah-kabilah Zaidiyah dan terjadilah pertempuran hebat selama 6 bulan. Orang-orang Ahlus Sunnah pun mengalami kekalahan dan mereka diharuskan tunduk kepada hukum imam dan kekuasaan Zaidiyah.

Berapa banyak, mereka menyiksa, menyakiti dan membunuh kalangan Ahlus Sunnah di Yaman. Bahkan ulama’ Ahlus Sunnah pun tak luput dari serangan mereka, seperti yang mereka lakukan terhadap syaikh Muhammad Shaleh al-Akhram, dimana mereka memenjarakannya sementara dirinya sudah tua renta. Mereka juga menculik syaikh Muqbil bin ‘Abdullah dan membunuh al-‘Allaamah Muhammad bin ‘Ali al-‘Imrani ash-Shan’ani, salah seorang murid Imam Syaukani yang terkenal.

Semoga kaum muslimin Ahlus Sunnah tidak tertipu sehingga mengatakan bahwa Zaidiyah adalah kelompok Syi’ah yang paling dekat dengan Ahlus Sunnah, (karena sikap moderat dan jauh dari sikap fanatik dan ekstrim) setelah kita mengetahui kejahatan mereka terhadap Ahlus Sunnah di atas. [6]

bersambung ke bagian #2.... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar